“Jika sebuah gambar bernilai 1000 kata, sebuah prototype bernilai 1000 rapat.” -IDEO, perusahaan yang mendesain mouse untuk Apple pertama kali

Bagian membuat prototype ini ditulis oleh Rizki Mardita, anggota tim saya saat kami sama-sama berkarya di salah satu Decacorn di Singapur.


https://lh6.googleusercontent.com/l_UqH7dkvG20vFnOIZawjsFsUHmK3H1rS_3fhPCJJbZkLr23aq80FcE5wZNeYnzX--jDzh3RK4KbNIjJ9fY3ozpwl10GGSEDBvLWLntJmCZhC9ty40O3yBelLLI9HNHJ8WQJw2SH

Setelah kita memiliki satu ide besar dari proses sebelumnya yaitu Ideation dengan Crazy 8s, tahap selanjutnya kita akan bekerja sama untuk merubah ide besar tersebut tidak hanya menjadi bentuk wireframe di kertas ataupun wireframe digital saja.

Meskipun kita melakukan tahap ini sangat cepat dengan keterbatasan waktu (1 Jam). Namun, bukan berarti Kita tidak dapat melakukan yang terbaik dan membuatnya dengan sempurna.

Dalam buku ini kita akan membuat satu ide besar yang kita dapat tadi menjadi high-fidelity user interface dengan kualitas visual yang indah dan kemudian dilanjutkan dengan membuat interactive prototype dengan interaksi yang mirip dengan aplikasi asli.

Mengapa High-Fidelity Prototype

Perlu diketahui bahwa kita membuat prototype adalah untuk mendapatkan insight dari user pada saat proses validasi. Perbedaan antara low-fidelity dan high-fidelity adalah ada pada insight yang natinya akan kita dapat. Dengan menggunakan high-fidelity prototype, insight yang kita dapat akan semakin optimal karena kita mengkomunikasikan ide kita dengan lebih baik dan menguji prototype kita secara spesifik dan detail seperti workflow, element-element UI, element-element grafis, hierarki desain, legibility(keterbacaan), kualitas gambar, interaksi, emosi, animasi, dll yang nanti akan dilakukan pada tahap Usability Testing.

Semakin interactive dan realistis prototype kita, semakin realistis pula user akan berinteraksi dengan prototype Kita sehingga user akan memberikan insight yang optimal seperti berinteraksi dengan app sebenarnya.

1. Pemilihan Tools

Selama beberapa tahun ini banyak sekali bermunculan tools desain yang menawarkan berbagai macam fitur-fitur yang membantu mempercepat dan mempermudah proses mendesain user interface dan interactive prototype tanpa harus memiliki kemampuan khusus atau mahir dalam hal mendesain dan mahir dalam coding. Oleh sebab itu, bukanlah hal yang mustahil untuk kita membuat prototype dengan sempurna dengan desain yang cantik dalam waktu yang sangat cepat.

Berikut ini beberapa perbandingan antara 3 tools yang sedang popular digunakan oleh para designer saat ini:

https://lh3.googleusercontent.com/P_t_isEgzMGmx2u1k37K4C1H7b5TeKm5RzZGZx_6VFIHKt5kimr2PC5lWD3PgWVEKspjAtHkc_9ZUATlNHZXTnlwtnqvnG4P9PVZ2vU9wlQbwfOklnKnzO9bgyP6UE-gQ_C1QGjG

Do’s:

Don’ts: