Halo, saya Gita Listya Anggraini. Saat ini bekerja sebagai product designer dan Oktober 2018 kemarin baru saja first anniversary di Grab Singapore. Saya tergabung dalam serikat alumni Borrys Hasian academy alias mantan anak buah beliau. Nah, sebagai tukang curhat, saya mau cerita sedikit nih tentang pengalaman perdana saya ketika memfasilitasi design sprint.
Sebenarnya design sprint pertama yang saya conduct waktu itu ketika manager saya sudah bukan Mas Borrys lagi. Saya baru ganti manager dan sok ide untuk conduct design sprint alih-alih merasa udah sering belajar dari Mas Borrys sebelumnya. Keparnoan terbesar saya ketika itu adalah khawatir peserta nggak fokus atau bosan hingga walkout dari ruangan, bahkan sampai ada bayangan bos saya yang keluar haha. Tapi untungnya ketika itu insecure saya berubah menjadi semangat untuk mempersiapkan design sprint perdana saya dengan lebih matang dan well-planned.
Tips untuk fasilitasi design sprint pertama kali
- Baca buku Sprint-nya Jake Knapp. Biar dapet feel-nya. Jadi nggak sekadar how, tapi juga tau apa why-nya. Sedikit tips ketika ingin membaca satu buku tapi benar-benar nggak sempat atau kesulitan menemukan bukunya, saya biasanya buka youtube dan ketik keywords
[judul buku] book summary
.
- Jadi peserta design sprint sebelumnya. This works a lot. Jadi peserta sekalian observasi dan belajar.
- Kalau belum ada kesempatan untuk jadi peserta, coba implementasi dikit-dikit. Dulu sewaktu masih bekerja di Bandung, ketika meeting atau workshop bareng stakeholder, saya suka coba implementasiin How Might We, Crazy-8, dan beberapa tahapan lain. Modal baca buku dan artikel, motivasi saya waktu itu adalah penasaran sama design sprint dan meski bukan design sprint yang proper, tapi insight-nya membantu sekali dan sebenarnya juga bisa sebagai salah satu sarana latihan.
- Beri penjelasan tentang design sprint di invitation email ke stakeholder. Namanya juga kolaborasi, jadi perlu pemahaman dan pengertian. Kasih tau goal, plan, rundown… Jadi nggak ada tuh yang tiba-tiba bete trus komplain, “Loh ini sampai kapan sih, kok lama banget?”
- Buat partisipan merasa relax dan nyaman, pemanasan bisa jadi salah satu solusi. Jadi sebelum mulai ke inti workshop, bisa coba buat game ringan atau sekadar latihan crazy-8 dengan tema random yang fun misalnya dan minta mereka untuk menjelaskan ide mereka.
- Kasih rules di awal untuk do’s dan don’ts ketika sesi workshop berlangsung. Contoh don’t: sibuk sendiri sama gadget.
- Konsultasi dengan expert. Minta review plan atau rundown yang sudah kita buat misalnya.
- Berdoa. Doa wajib saya itu doa pelancar kekakuan lidah.
- Nanti kalau udah selesai jangan lupa kirim email terima kasih sebagai apresiasi dan minta feedback dari peserta. Tiap kali melakukan apapun—presentasi, usability testing, conduct workshop, hal terpenting yang bikin saya belajar dan aware sama kekurangan saya untuk lebih baik lagi kedepannya Aladdin dengan menjadi fakir feedback. Saya senang sekali denger teman-teman atau bos saya kasih feedback. Jauh-jauhin deh baper. Biasanya untuk itu saya lebih suka japri atau ngobrol ringan pas ketemu biar jawabannya lebih jujur haha ;)
Lanjut ke
Penutup